Minggu, 08 Desember 2019


MENCARI SEPATU KACA CINDERELLA MILENIAL UNTUK MASA DEPAN


Oleh: Farchan Jaohari Tantowi

Dahulu kala, tinggallah seorang gadis cantik bersama 2 orang kakak dan Ibu tirinya. Sejak ayah kandungnya meninggal, ia diperlakukan seperti seorang pembantu. Dipaksa untuk menuruti segala permintaan ibu dan kedua kakak tirinya. Meskipun begitu, Cinderella tetaplah seorang gadis yang baik hati, ia tetap menyayangi kedua kakak dan ibu tirinya.

Suatu hari istana akan mengadakan pesta dansa. Undangan pun disebar hingga ke pelosok desa. Pesta dansa ini bertujuan untuk mencari gadis yang akan menjadi permaisuri pangeran. Mendengar kabar gembira itu, kedua kakak tiri Cinderella sangat bahagia. “ibu, tolong pilihkan aku gaun yang paling cantik untuk menghadiri pesta dansa di istana malam nanti” ujar kakak sulung. “aku juga bu, belikan aku gaun yang baru. Aku tak ingin pangeran kecewa saat berdansa denganku” timpal kakak kedua. Mendengar puterinya berceloteh ria, ibu menjawab “tentu saja, ibu akan memilihkan baju yang bagus untuk pesta nanti malam”. Cinderella yang sedang menyapu terlihat sangat bahagia, dalam hatinya ia juga ingin pergi ke pesta dansa di istana, ia pun berkata kepada Ibu tirinya “Ibu, tolong ijinkan Aku untuk pergi ke pesta dansa, aku tidak butuh gaun baru. Cukup ijinkan aku saja bu”. Ibu dan kedua kakak tirinya sangat kesal dan memarahi Cinderella. Sang ibu berkata “tidak bisa, kau di rumah saja”. Mendengar itu, Cinderella pun terdiam. Harapannya untuk bertemu pangeran gagal. Meskipun begitu ia tetap ikhlas menjalani perlakuan ibunya.
Hingga tibalah waktu pesta dansa. Ibu dan kedua kakak tirinya sudah bersiap pergi ke istana. Mereka memakai gaun terbaik dengan sepatu dan dandanan yang cantik. Sedangkan Cinderella hanya bisa menatap kepergian mereka dari balik jendela. Ketika Cinderella sedang bersedih, tiba-tiba terdengar suara wanita cantik “tenanglah Cinderella, kau akan mengikuti pesta dansa malam ini. jangan khawatir, aku yang akan membantumu”. Cinderella terkejut “kau siapa?”. Wanita cantik itu menjawab pelan “aku peri kahyangan, kemarilah”. Dengan senyum yang menawan, peri itu memutar-mutar tongkatnya di depan Cinderella. Seketika Cinderella berubah seperti seorang putri kerajaan. Ia memakai gaun yang bagus, mahkota emas, wajah yang cantik jelita, serta sepasang sepatu kaca. Cinderella pun nampak bahagia “terimakasih peri. Tapi bagaimana caranya agar aku bisa pergi ke istana itu? Aku tidak punya uang untuk menyewa kereta” ujar Cinderella. Dalam sekejap, peri cantik itu menghadirkan pengawal dan kereta kuda untuk Cinderella. “kau bisa menaiki kereta kuda ini. ingat, pengaruh sihir ini akan hilang saat tengah malam”. ( cerita by dongengterbaru.blogspot.com ) Mendengar itu, Cinderella pun mengangguk dan segera menuju ke istana.

Sesampainya di istana, semua terpana melihat kecantikan Cinderella. Bahkan ibu dan kedua kakak tirinya tidak berhasil mengenalinya. Pangeran pun jatuh cinta, ia mengajak Cinderella berdansa. Cinderella sangat bahagia. Tiba-tiba lonceng tengah malam melengking “aku harus pergi pangeran” ujar Cinderella. “tunggu putri, siapa namamu?” jawab pangeran yang berlari mengejar Cinderella. Tanpa disengaja, sepatu kaca Cinderella terlepas sebelah di teras istana. Sepatu kaca itu akhirnya di ambil oleh pangeran. Dalam hati ia berjanji akan mencari sang putri pemilik sepatu kaca itu.
Keesokan harinya, pangeran bersama pengawal pergi hingga ke pelosok negeri, namun tak ada gadis yang cocok dengan sepatu kaca itu. Hingga tibalah pangeran di rumah Cinderella. Kedua kakak tirinya sangat girang mendengar kedatangan pangeran “berikan padaku, aku akan mencoba sepatu kaca itu” sahut dua kakak tiri Cinderella bersamaan. Namun, ternyata sepatu kaca itu tidak cocok dengan mereka. Tiba-tiba Cinderella berkata “biar aku mencobanya pangeran”. Pangeran menjawab “silahkan nona”. Melihat hal itu ibu tiri berkata “Cinderella, memalukan sekali kau”. Singkat cerita, Cinderella mencoba sepatu kaca itu dan cocok di kakinya. Pengeranpun merasa gembira dan berkata “kaulah putri yang selama ini aku cari”.

Cinderella pun akhirnya dibawa oleh pangeran ke istana dan mereka hidup bahagia.

Ketika kita hanya mampu membeli tas seharga 500 ribu, 
sementara kawan kita membeli tas seharga 5 juta, 
kita bilang kawan kita berlebihan. 
Padahal ia belanja tak pakai uang kita. 
Dan ternyata ia sudah berhemat untuk tidak membeli tas seharga 40 juta yang sanggup ia beli.
.
Ketika kita hanya mampu hidup selalu di dekat suami/isteri, 
sementara kawan kita berpisah jarak dan waktu dengan suami/isterinya, 
kita bilang ia menggadaikan rumah tangga demi materi.
Ternyata ia tetap hidup rukun dan bahagia dalam perjuangan rumah tangganya.
.
Ketika kita hanya mampu mengatur uang belanja 1 juta sebulan, 
sementara kawan kita pengeluaran belanja bulanannya sampai 10 juta, 
kita bilang ia boros. 
Padahal ia tak pernah berhutang pada kita. 
Dan Ternyata mereka beramal lebih banyak dari uang belanjanya. 
Ternyata mereka tak pernah lupa memberikan sumbangan.
.
Siapa yang rugi??????? 
Kita.......
.
Belum-belum sudah mudah menilai. 
Bisa jadi malah berburuk sangka. 
Padahal kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya orang lain hadapi, 
apa yang orang lain lakukan, 
di luar sepengetahuan kita.
.
.
.
Jangan mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita.
Jangan pernah mengukur kehidupan orang lain dengan ukuran hidup kita.
Jangan menggunakan kacamata kita untuk menilai orang lain, 
penampilan luar belum tentu mencerminkan sifat aslinya, 
Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain, apalagi kita tidak tahu apa-apa tentang hal tersebut.
.
Mungkin itulah kenapa sepatu kaca Cinderella hanya pas di kakinya, 
karena ukuran hidup kita belum tentu sama dengan ukuran hidup orang lain. 
.
Sibuklah memperbaiki diri sendiri. 
Karena hanya dengan diri sendiri menjadi baik lah maka segalanya akan turut menjadi lebih baik.
.
Jangan pernah lelah untuk introspeksi diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar