Oleh: Farchan Jaohari Tantowi
Jika di dalam jiwa ditebari benih-benih kebencian maka yang tumbuh adalah prilaku kemarahan dan buahnya adalah ucapan dan tulisan yang penuh kedengkian dan kemarahan, suka menghina dan menghakimi orang lain.
Sebaliknya jika jiwa ditebari oleh benih-benih cinta kasih, maka yang tumbuh adalah perilaku welas asih dan buahnya adalah menyayangi sesama makhluk, menghargai orang lain, selalu berbuat baik dan membuat orang lain tersenyum dan bahagia.
Setiap hari kita menjalankan sholat lima waktu dan sholat sunnah ketika akan membaca fateha diawali dengan bacaan Bismillahirrokhmanirrokhim ( Dengan nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ), begitu juga di dalam surat al-fateha terdapat ayat arrokhmanirrokhim ( Maha Pengasih dan Maha Penyayang )
Lalu mengapa prilaku kita justru berbeda dengan apa yang diucapkan ketika dalam sholat, bukan berprilaku welas asih, akan tetapi justru kita mudah tersinggung, suka marah-marah. Gampang menghakimi orang lain, setiap ucapannya menunjukkan kebencian, setiap postingannya menyebarkan kedengkian.
Ada yang salah dalam sholat kita, bukannya menyembah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, justru selama ini kita menyembah kepada Hawa Nafsu yang suka dengan sifat kebencian dan kemarahan.
Padahal tanda sholat seseorang itu diterima oleh Allah prilaku kita bisa menjauhkan diri dari sifat yang keji dan mungkar, akan tetapi kenapa justru kita sering berbuat yang bertentangan dengan nilai-nilai sholat. Sehingga antara menjalankan sholat dan wujudnya sholat tidak sama di dalam jiwa.
Begitu juga mengapa sebelum berbuat dan berprilaku mengumbar kebencian dan kedengkian Hati Nuraninya tidak bisa mencegahnya, justru merasa hebat dan bangga. Begitu juga setelah berbuat tidak merasa salah dan menyesal sama sekali.
Hati apakah yang ada di dalam jiwanya...?
Apakah hati yang telah berkarat ataukah hati yang telah membeku menjadi batu. Hati yang gelap gulita tidak ada cahaya yang menuntun dalam hidupnya.
Bagaimana hatinya bisa betah, tiap hari yang disebarkan adalah kemarahan dan maki-maki. Tiap hari yang ditulis ujaran kebencian dan kedengkian. Apakah jiwa kemanusiaannya sudah berubah menjadi jiwa keSyetanan.
Sekarang cabutilah benih-benih kebencian dan kedengkian di dalam jiwa dan tanamilah dengan benih-benih Welas Asih, dan jadikanlah setiap diri kita Menjadi duta Rohmatan lil Alamin, bukan menjadi duta Laknanatan Fil Alamin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar