Minggu, 08 Desember 2019

MELAMUN MERUSAK KUALITAS RUHANI.


MELAMUN MERUSAK KUALITAS RUHANI.


Oleh: Farchan Jaohari Tantowi

Ada beberapa orang bertanya, “ Kenapa ketika dzikir tidak bisa khusyu’ dan perjalanan spiritualku  berjalan di tempat saja, dan lambat dalam perkembangannya....?”

Sayapun menjawab dengan sebuah bertanyaan, “ Apakah kamu suka melamun dan berangan-angan....?”

“ Ya. Benar,  saya mempunyai kebiasaan melamun.” Jawabnya.

“ Mulai sekarang kamu hilangkan kebiasaan melamun, karena itu bisa merusak kualitas ruhani seseorang, itulah yang merusak kekhusyuan sholat dan dzikirmu.”

Kabanyakan   seseorang ketika mandi atau buang air besar di kamar mandi, pikirannya tidak fokus apa yang dikerjakan sehinggga pikirannya terbang melayang kemana-mana, waktu mandi pikirannya tidak hadir mandi. Antara gerakan tubuhnya dengan pikirannya tidak sama.

Begitu juga ketika mau tidur mempuyai kebiasaan melamun, khayalan  terbang kemana-mana, berangan-angan sesuatu yang tidak manfaat, bukannya cepat pulas tidurnya, melainkan malah susah tidur, lama-lama kena gangguan sulit tidur, baru mendekati subuh bisa tidur pulas, akhirnya bangun tidur fisiknya lemah dan tidak sehat.

Saat makan juga begitu, tangan menyendok nasi dan memasukkannya ke mulut, lalu gigi memamahnya  kemudian  masuk  ke dalam perut. Di saat makan pikiran tidak ikut hadir makan, justru terbang melayang melamun kemana-mana. Setelah makanan  di piring habis baru sadar ternyata  habis makan. Orang yang makan seperti itu tidak bakalan bisa merasakan nikmatnya makan.

Ketika menyetir  atau mengendarai mobil, pikiran tidak pernah hadir ikut menyetir atau mengendarainya, melainkan pikirannya melamun kemana-mana sambil berangan-angan, setelah sampai ke tempat yang dituju pikirannya baru sadar kembali.

Waktu wudhu’ juga begitu antara gerakan tubuh dan hati tidak menyatu, karena pikirannya  terbang melamun dan berangan-angan. Setiap gerakan wudhu tidak disadarinya, sehingga setelah wudhu baru ingat bahwa wudhunya sudah selesai.

Begitu juga ketika melaksanakan Sholat ketika takbir bukannya pikiran itu terkunci dan dikendalikan, justru paswod untuk terbang kemana-mana, sehingga antara gerakan sholat dan pikiran tidak menyatu. Sehingga ketka tahiyyat terakhir baru pikiran datang kembali dan menyatu dengan sholatnya.

Sekarang kita lihat ke diri kita sendiri berapa banyak ritual ibadah yang kita kerjakan seperti wudhu dan sholat, hanya sebagai rutinitas belaka tanpa kita menyadari, merasakan dan menyelami ibadah tersebut. Sehingga setiap  melakukan wudhu dan sholat bukan dengan kesadaran pikiran mutlak, melainkan memakai alam bawah sadar karena telah menjadi rutinitas kewajiban.

Semua kegiatan sehari-hari seperti makan, mandi, menuju tempat kerja, semua dilakukan bukan dengan kesadaran diri, melainkan sebagai kegiatan rutinitas yang sudah tertanam di alam bawah sadar, sehingga menjadi kegiatan rutinitas yang otomatis, tanpa merasakan kesadaran pikiran yang mutlak.

Berarti dalam dua puluh empat jam diri kita sering dalam kondisi tidak sadar ketimbang sadar penuh, setiap manusia rata-rata tidurnya  8-10 jam, ketika tidur diri kita sudah  masuk ke dalam kondisi tidak sadar. Bangun dari tidur ketika melakukan aktivitas yang bermacam-macam, ternyata kita juga banyak melamun dan berkhayal berangan-angan, karena sudah menjadi rutinitas, maka alam bawah sadar yang mengerjakan kegiatan  sehari-hari tersebut. Berarti kita dalam kondisi tidak sadar juga

Dalam kegiatan sehari-hari saja kita banyak ketidak sadaran diri, maka jangan heran jika sholatnyapun  juga banyhak yang tidak khusyu’ karena sudah menjadi bagian dari rutinitas dan dikendalikan alam bawah sadar. Maka jangan heran jika dzikirnya juga tidak berkualitas, karena pikirannya suka terbang melayang kemana-mana.

Kebiasaan melamun harus kita buang dan dihindari, karena bisa merusak kualitas ruhani kita. Orang yang suka melamun sama  dengan orang yang tidak sadar, maka jangan heran mengapa kebanyakan orang yang kesurupan pasti jiwanya lemah dan suka melamun. sehingga kesadaran otaknya mudah disusupi dan dikendalikan oleh kesadaran dari makhluk ghaib.

Begitu juga kebiasaan melamun dan  berangan-angan bisa merusak kualitas khusyu ketika sholat dan dzikir, sehingga proses perjalanan spritualnya mengalami  stagnasi dan kebuntuan. Karena enerji sholat dan dzikirnya ngojos keluar, bukan masuk dan menyatu dengan jiwa.

“ Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.  [ QS. An-Nisa’:120 ]

الاَمَلُ كَالسَّرَابِ يَغُّرُ مَنْ رَآهُ وَيَخْلُفُ مَنْ رَجَاهُ
“Angan-angan itu seperti fatamorgana. Menipu yang melihatnya dan mengkhianati yang berharap kepadanya.” [ Imam Ali ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar