MENCEGAH LAHIRNYA
GENERASI KALENG
Jumat, 14 November 2025
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَامَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Jama'ah shalat Jum'at yang dirahmati Allah Subhana wata'ala, Puji syukur hanya bagi Allah semata, dengan segala Rahmat dan karunianya kita bisa hadir disini, diMasjid tercinta ini, untuk sama sama melaksanakan shalat Jum'at berjama'ah.
Taklupa Khotib mengingatkan kepada kita semua agar selalu istiqomah meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dan memurnikan keta'atan hanya kepada Allah.
Solawat dan salam marilah kita hantarkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Salallahu alaihiwas salam semoga pada hari pberian Syafa'at nanti, kita semua akan mendapatkannya Aamiin Allahhuma Aamiin.
Pada kesempatan hari Jum'at yang berbahagia ini, akan kita ketengahkan satu judul Khutbah yaitu:
MENCEGAH LAHIRNYA
GENERASI KALENG
Pada dasarnya kita belum terlambat untuk mencegah lahirnya generasi kaleng, siapa yang tidak tau mutu dan kualitas kaleng, jika terjatuh dia sudah cacat, jika sering kena air dia akan karat jika terbentur dia akan rusak,jika tertiup angin dia akan bergoyang jika kena topan dia akan terbang kaleng akan selalu memperlihatkan kelemahannya, kaleng tak mampu berbuat banyak, bahkan dia akan selalu menimbulkan suara brisik dan kegaduhan jika tertiup angin. Kaleng sulit diperbaiki, dia akan selalu meninggalkan bekas.
Jama'ah shalat Jum'at yang dirahmati Allah Subhana wata'ala,Rosulullah Salallahu alaihiwas salam bersabda:
تَعَلّمُواالعِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُ
Artinya:
"Belajarlah kalian ilmu untuk ketenteraman dan ketenangan, serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya." (HR. Ath-Thabrani).
Sudah sangat jelas disini perintahnya Rendah hati kepada guru, bukan malah melaporkan guru kepada orang tuanya, kemudian orang tuanya mempolisikan guru tersebut selanjutnya teman temannya ikut demo mendukung sebuah kesalahan.
Apakah kita sudah merasa lebih hebat dari Khalifah, lebih hebat lagi dari presiden hingga kita para orang tua, tidak menaruh hormat kepada guru anak anak kita...?
Telah sampai sebuah riwayat bahwa:
Harun al-Rasyid terkenal sebagai Khalifah di masa Abbasiyah, pemimpin umat Islam, yang sangat menghormati profesi guru. Beliau pernah mengundang seorang ulama hadits ternama di masanya, Abu Muawiyah al-Dharir.
Sang ulama mengisahkan: "Aku diundang Khalifah untuk membacakan hadits Rasulullah di hadapan beliau. Setiap kali aku sebut kalimat "semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Baginda Rasulullah", maka sang Khalifah meneteskan air mata yang jatuh ke lantai."
Seandainya ditahun tahun sekarang ini, masih terjadi orang tua murid melaporkan guru dari anak anaknya kepolisi, padahal sangsi yang diberikan guru kepada muridnya bukanlah sebuah kejahatan, tapi para orang tua yang merasa tidak puas selalu saja membela mati Matian kesalahan anak anaknya, bagai mana mungkin orang tua, teman, pejabat terkait ikut membela sebuah kesalahan, padahal sangsi yang diberikan guru kepada muritnya bukanlah sebuah tindak kejahatan yang harus dilaporkan kepolisi
Boleh jadi dengan maraknya orang tua yang melaporkan guru anaknya kepolisi, menyebabkan para guru bersikap masak bodoh, yang penting mengajar kemudian habis bulan gajihan, mungkin para guru masih trauma dengan kejadian kejadian akhir akhir ini, kemungkinan besar guru akan kehabisan cara untuk mendidik, karna setiap dibiarkan salah, titegur salah dipukul salah diajak bicara baik baik tidak mau berubah, atau guru takut beurusan dengan hukum jika salah dalam bertindak.
Perlu kita ketahui bersama bahwa sangsi yang diberikan guru kepada muridnya baik teguran,atau skors atau pukulan ringan bagaikan Jamu pahit yang di cekoki orang tua kepada anak anaknya yang sedang sakit karena tidak mau minum obat, guru adalah orang tua di sekolahan, sudah seharusnya para orang tua mempercayakan secara penuh kepada pihak sekolah
Sesudah membacakan hadits, Abu Muawiyah dijamu makan bersama sang Khalifah. Setelah menyantap makanan, beliau mencuci tangan tanpa menghiraukan gelas di depannya dituangkan air minum oleh seseorang.
"Wahai Abu Muawiyah, tahukah siapa yang menuangkan air ke dalam gelasmu? Beliau adalah sang Khalifah sendiri," demikian dikatakan Wazir pendamping Khalifah. Abu Muawiyah sejenak memandang wajah Khalifah. Harun al-Rasyid pun tersenyum dengan berkata: "Aku sangat memuliakan orang berilmu.
Riwayat lain menyebutkan, bahwa Harun al-Rasyid memiliki dua putra bernama al-Amin dan al-Makmun yang dididik oleh al-Kisai. Setiap selesai belajar, al-Amin dan al-Makmun bergegas menyiapkan sendal alas kaki gurunya.
Hingga suatu saat mereka berebut siapa yang memasangkan sendal ke kaki guru mereka. Mereka kemudian setuju berbagi posisi menyematkan kaki gurunya pada alas kaki yang telah mereka siapkan.
Kabar rebutan memasangkan sandal guru dua calon putra mahkota terdengar hingga ke telinga Khalifah. Harun al-Rasyid lalu mengundang al-Kisai untuk menghadap Khalifah.
Di depan Khalifah, al-Kisai diberi satu pertanyaan: "Siapa paling mulia di antara kita?" Sang ulama menjawab: "Tentu saja Khalifah, Amirul mukminin."
Mendengar jawaban itu, Harun al-Rasyid berkata: "Orang yang paling mulia di antara kita adalah yang berdiri dari tempat duduknya. Lalu pada saat dia berdiri terjadilah kegaduhan karena orang-orang memperebutkan memasangkan sandal ke kakinya hingga masing-masing menerima tugas masing-masing."
al-Kisai mengerti Khalifah murka karena calon putra mahkota berebut memasangkan sandal ke kakinya. Beliau terdiam sejenak, hingga sang Khalifah berkata kepadanya: "Kalau saja engkau melarang kedua putraku menyiapkan dan memasangkan sandalmu niscaya aku memurkaimu. Wahai orang alim, perlakuan itu layak untukmu karena kedudukan ilmumu!"
Disini bisa kita bandingkan dengan para orang tua yang melaporkan guru anaknya kepolisi, apakah mereka merasa lebih mulia dari seorang Khalifah, atau Raja atau presiden,...?
Betapa mirisnya jika hal ini terus menerus terjadi.
Jama'ah shalat Jum'at yang berbahagia, jika hal ini dibiarkan terus menerus, akhirnya para guru bersikap masa bodoh kepada muridnya, dari pada nanti urusan polisi mungkin lebih baik membiarkan kenakalan murid muridnya karna sudah ditegur baik baik tetap tidak berubah, dan Al hasil
Sepuluh tahun kedepan negri tercinta ini akan melahirkan generasi kaleng, generasi yang
Tanpa adab, tanpa etika, tanpa moral, tanpa sopan santun, bahkan orang tuanyapun dibantah habis habisan.
Seandainya dibuat Rancangan undang undang baru, seluruh kepolisian Republik Indonesia tidak menerima laporan orang tua murid yang berkaitan dengan sangsi yang diterapkan guru dalam Kegiatan belajar dan mengajar Selama tidak ada unsur kejahatan atau kriminal
Dan setiap Kementrian pendidikan Kabupaten Kota menyediakan ruang khusus untuk menerima laporan orang tua murid yang berkaitan dengan sangsi Kegiatan belajar dan mengajar selanjutnya bisa diselesaikan di kementrian pendidikan sesuai dengan undang undang yang berlaku, namun apa bila sangsi atau tindakan guru sudah berupa kejahatan berencana tidak sesuai misi pendidikan barulah Kementrian pendidikan yang melimpahkan kasus tersebut kepihak kepolisian.
Dengan undang undang ini,
Insya Allah para guru di negri tercinta ini lebih merasa nyaman dalam mengajar dan mendidik murid muridnya tanpa ada rasa takut dan khawatir berurusan dengan hukum.
Allah berfirman dalam Al Qur'an:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
۞ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(An Nisa 58)
Demikianlah khutbah Jum'at kali ini, semoga kita sebagai orang tua tidak merasa lebih mulia dari seorang Khalifah dan semoga Para pemangku jabatan mau mengkaji undang undang yang lebih baik sehingga generasi kaleng tidak jadi hadir di negri tercinta ini.
Aamiin Allahhumma Aamiin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
